TUGAS MAKALAH PENGENALAN
PADA PRINSIP-PRINSIP PENYAMBNGAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN PADA PUSAT SAKELAR
PENGHUBUNG TELEPON
MATA KULIAH DASAR TELEKOMUNIKASI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
KELOMPOK
8:
ROYANSYAH PUTERA GINTING (120402056)
LIPI JUNANDA SINAGA (120402060)
M. ROSO SUTRISNO (120402062)
2013 /
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
rahmat-Nya lah penulisan makalah untuk mata kuliah dasar telekomunikasi ini
yang berjudulkan ”Pengenalan Pada Prinsip-Prinsip Penyambungan dan Pemutusan
Hubungan Pada Pusat Sakelar Penghubung Telepon” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas di dalam mata kuliah Dasar
Telekomunikasi. Makalah ini
ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan metode switching dalam sistem
telekomunikasi khususnya dari buku pembelajaran dasar telekomunikasi PH Smale.
Dalam penyusunan
makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan
maupun materi, oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Namun
demikian, kami berharap makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Aaamiinn.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..............................................................................................................
1
Daftar
isi........................................................................................................................
2
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................
3
1.1 Latar
belakang.............................................................................................
3
1.2 Tujuan..........................................................................................................
4
1.3 Rumusan
masalah........................................................................................
4
Bab 2 Isi.......................................................................................................................
5
2.1 Pengertian
switching...................................................................................
5
2.2 Sistem matriks.............................................................................................
7
2.3 Saklar hubung sistem
dua tahap.................................................................10
2.4 Sistem bertahap
(step-by-step switching)...................................................11
2.5 Saklar penghubung dua
langkah.................................................................12
Bab 3 Penutup.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
Daftar pustaka..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita
karena kita selalu terlibat dalam salah satu bentuknya, misalnya: percakapan
antar individu, mengirim dan/atau menerima surat, percakapan melalui telepon,
melihat televisi, mendengarkan radio, dan sekarang ini masuk ke dalam internet.
Tujuan teknik komunikasi ialah penyampaian informasi ke tempat tujuan dengan cepat
dan tepat. Terdapat berbagai cara untuk melakukan komunikasi, misalnya dengan
suara, gerak-gerik atau lambang lain dalam bentuk gambar. Pada masa kini
informasi dapat disampaikan dengan menggunakan sinyal listrik ataupun cahaya.
Terdapat banyak alasan mengapa sinyal listrik dipilih untuk menyampaikan
informasi yaitu antara lain jarak yang dapat dicapainya dapat dikatakan tidak
terbatas dan kecepatannya sangat tinggi (kira-kira 300.000 km per detik),
pembangkitan sinyal relatif mudah demikian pula proses pengubahan bentuk
besaran lain ke dalam besaran listrik dan sebaliknya dapat dikatakan sangat
mudah. Sebagai contoh suara yaitu besaran tekanan udara dapat dengan mudah
diubah menjadi besaran listrik dengan pertolongan mikrofon sedangkan
loudspeaker dapat dengan sempurna mengembalikan sinyal listrik tersebut ke
bentuk asalnya yaitu tekanan udara. Berbagai besaran lain dapat diubah menjadi
besaran listrik dengan alat bantu, yang umumnya disebut "transducer",
yang tepat.
Salah satu masalah utama dalam komunikasi ialah efisiensi saluran
komunikasi. Sangat dikehendaki agar melalui satu saluran komunikasi sejumlah
besar informasi disalurkan dengan secepat mungkin dan dengan kesalahan
sesedikit mungkin. Di dalam membicarakan telekomunikasi, informasi yang ingin disampaikan
bentuk asalnya harus diubah menjadi besaran listrik. Besaran listrik dapat
digambarkan dalam bentuk gelombang listrik tertentu (misalnya gelombang
sinusoidal, pulsa, dan lain-lain) dan kemudian dibawa ke tempat tujuannya dan
dikehendaki agar keadaan yang tepat sama seperti aslinya dapat diterima.
1.2
Tujuan
Adapun maksud dan
tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi pengetahuan dan wawasan
agar kita dapat memahami dan mengetahui teknik swithing yaitu teknik
penyambungan dan pemutusan hubungan pada pusat sakelar penghubung telepon.
1.3
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang
macam-macam teknik penyambungan dan pemutusan hubungan
pada pusat saklar penghubung telepon,
1. Sistem Matriks?
2. Sistem Dua Tahap?
3. Sistem Bertahap (Step-by-step Switching)?
4. Saklar
penghubung dua langkah (Two motion selector) ?
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Switching
Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit switching adalah
jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di
antara nodes dan terminal untuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit
yang dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu
dilepaskan, dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung
pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan
oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon baru
disebut sebagai kanal yang idle.
Untuk call setup dan pengendalian (dan keperluan administratif
lainnya) dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari node
terakhir ke jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah
kanal pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai
pendekatan ini.
Sebuah metode untuk membangun, memonitor perkembangan,
dan menutup sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah
untuk keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone exchanges
yang menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup dan informasi kontrol dan
menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit tersebut. Sistem telepon
zaman dahulu merupakan contoh penggunaan circuit switching. Pelanggan meminta
operator untuk menghubungkan mereka dengan pelanggan lain, yang mungkin berada
pada yang sama, atau melalui sebuah inter-exchange link dan operator lain.
Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap terbentuk sebuah koneksi antar
telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon berlangsung. Kawat tembaga yang
sedang digunakan untuk koneksi ini tidak dapat digunakan untuk hubungan telepon
lain, walaupun para pelanggan ini tidak sedang berbicara dan jalur ini dalam
kondisi tidak digunakan (silent).
Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukan multiplexing terhadap berbagai
koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja setiap
kanal pada link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah satu dari
dua kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam keadaan
idle. Circuit switching mungkin relatif tidak efisien karena kapasitas jaringan
bisa dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi tidak terus digunakan
(walaupun hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya adalah cepatnya membuat
koneksi baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan leluasa selama dibutuhkan.
Pendekatan lain adalah packet switching yang membagi
data yang akan dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi
kepingan-kepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah
shared network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit
khusus untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node
dapat melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama. Dengan
tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang diberikan dilengkapi
dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat mengirimkan paket tersebut ke
tujuan yang diinginkan
Hubungan sejumlah pelanggan telepon yang banyak secara
langsung tidak efisiean karena dibutuhkan saluran yang besar jumlahnya dan
jaringan akan menjadi rumit. System switching dibangun dan diletakan diantara
pelanggan-pelanggan tersebut yang dikenal sebagai suatu sentral atau exchange.
Untuk N pelanggan hanya diperlukan N saluran untuk menghubungkan pelanggan,
penambahan satu pelanggan cukup dengan menghubungkan pelanggan tersebut ke
sentral.
Fungsi dasar switching adalah :
a. Penyambungan (interconnection).
b. Pengendalian ( control ).
c. Deteksi adanya permintaan sambungan.
d. Menerima informasi.
e. Mengirim informasi
f. Mengadakan test sibuk.
g. Mengawasi pembicaraan
a. Circuit Switching
· Sebelum dilakukan transfer
informasi, terlebih dahulu dilakukan pembentukan
(set up) koneksi dari ujung ke ujung (end-to-end) oleh proses signaling
· Setelah terbangun hubungan,
dilakukan transfer informasi (proses pembicaraan)
· Selama transfer informasi
(bicara), kanal bicara (time slot) digenggam/diduduki secara exclusive, tidak “di-share”
dengan nomor time slot tetap tdk berubah.
· Selesai fase transfer informasi dilakukan pembubaran (oleh proses
signaling)
b. Packet Switching
· Sebelum dikirim, Informasi
disegmentasi (paketisasi) terlebih dahulu.
· Tiap paket dikirim tanpa dibangun
koneksi ke tempat tujuan terlebih dahulu,
sehingga tiap paket sangat mungkin menempuh rute yang berbeda.
· Karena perbedaan rute, kemungkinan
paket sampai di tempat tujuan tidak
berurut.
· Di tempat tujuan paket diurut
kembali (reassemble) seperti urutan aslinya,
baru kemudian disajikan
(dipresentasikan).
2.2 Sistem Matriks (Matrix Switching)
Matrix switch adalah salah satu
cara penyambungan dan pemutusan hubungan dalam jaringan komunikasi. Prinsip
dari matriks ini dapat dijelaskan dengan memperhatikan rangkaian-rangkaian yang
saling dihubungkan satu sama lain pada sudut kanan garis-garis horisontal dan
vertikal. Garis-garis ini menggambarkan sisi-sisi masuk dan keluar dari suatu
sakelar penghubung.
Perpotongan antara garis
horizontal dan garis vertikal dinamakan titik perpotongan (cross points). Pada
tiap titik potong dibutuhkan kontak-kontak sakelar untuk melengkapi hubungan
antara garis-garis horizontal dan vertikal.
Berikut gambar sistem matrik :
Setiap satu dari 15 sisi masuk
dari sakelar penghubung dapat disambungkan dengan setiap satu dari 15 sisi
keluar sakelar penghubung tersebut, yaitu dengan cara menutup kontak-kontak
dari sakelar yang bersangkutan.
Diantara 15 buah sisi masuk dan 15
buah sisi keluar terdapat 225 buah titik-titik perpotongan. Ini berarti bahwa
jumlah titik-titik potong pada setiap sistem sakelar penghubung matriks dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah sisi-sisi masuk dengan jumlah sisi-sisi
keluar.
Bila terdapat n sisi masuk dan m
sisi keluar, maka jumlah titik-titik potong adalah (n x m)
Bila n lebih besar daripada m,
yaitu bila jumlah sisi-sisi masuk lebih besar dari pada jumlah sisi-sisi
keluar. Bila semua sisi keluar telah digunakan, maka akan ada beberapa sisi
masuk yang belum digunakan.
Bila m lebih
besar daripada n, yaitu bila jumlah sisi-sisi keluar lebih besar dari pada
jumlah sisi masuk, dan semua sisi-sisi masuk telah dihubungkan pada sisi
keluar, akan ada beberapa sisi keluar yang belum digunakan.
Dengan demikian, maka jumlah
maksimum sambungan yang dapat dilakukan secara simultan (bersama-sama pada
suatu saat) adalah sesuai dengan jumlah terkecil sisi masuk maupun sisi keluar.
Misalkan jika terdapat 20 sisi masuk dan 10 sisi keluar, maka jumlah maksimum
hubungan simultan yang dapat dilakukan adalah 10.
Efisiensi semakin kecil jika jumlah kontak –
kontak sakelar hubung makin besar.
2.3 Saklar Hubung Sistem Dua Tahap
Dapat dilihat dengan menggunakan
saklar hubung 2 tahap efisiensinya lebih tinggi. Kerugiannya:
1. Bila 9 penghantar digunakan , seperti di atas, maka sisi
– sisi masuk 4, 5, 9, 10,14 dan 15 tidak dapat dihubungkan pada sisi keluar,
meski sisi keluar 1, 2, 6, 7, 11, dan 12 dalam keadaan bebas.
2. Bila sisi masuk 1 terhubung dengan sisi keluar 15 sisi
masuk 2, 3, 4, 5 tidak bisa terhubung dengan sisi keluar 11, 12, 13, 14 karena
satu penghantar A1 ke B3 sudah digunakan disebut internal blocking atau link
congestion.
Pada sistem
bertahap Step by step, Pulsa-pulsa yang dikirim dari roda pilih pesawat
telepon, menggerakkan alat penyambung dan pemilihan dilakukan oleh setiap angka
(digit) yang dikirim secara beruntun mulai dari angka pertama sampai angka
terakhir. Jadi angka yang terakhir dapat secara pasti memilih pihak yang
dipanggil.
2.5 Saklar Penghubung Dua
Langkah (Two Motion Selector)
Kontak – kontak dihubungkan dalam 10 bidang yang
berbentuk busur 1/2 lingkaran.
Prinsip kerja:
Lengan kontak dapat dihubungkan pada
setiap salah satu dari kontak – kontak sisi keluar dengan cara :
Naik ke tingkat (busur lingkaran) yang
diinginkan berputar secara horisontal pada busur, menuju kontak sisi keluar
yang diinginkan.
Permintaan Sambungan Telepon 4 Digit
Menyediakan tempat bagi 10.000 nomor
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Fungsi dasar switching adalah
penyambungan (interconnection), pengendalian (control), deteksi adanya
permintaan sambungan, menerima informasi, mengirim informasi, mengadakan test
sibuk, dan mengawasi pembicaraan. Perkembangan perangkat switching dapat dibagi
menjadi dua, yaitu sistem manual dan sistem otomat. Terdapat tiga teknik
switching dalam telekomunikasi, yaitu circuit switch, paket switch, dan message
switch. Sinyal analog adalah sinyal pemanfaatan gelombang elektromagnetik.
Merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal tersebut menjadi kombinasi
ututan bilangan 0 dan 1 secara terputus-putus (discrete) untuk proses pengiriman
informasi yang mudah, cepat dan akurat.
Adapun
jenis-jenis dari teknik penyambungan dan pemutusan
hubungan pada pusat saklar penghubung telepon,
1. Sistem Matriks (Matrix
switching)
2. Saklar penghubung
sistem Dua Tahap
3. Sistem Bertahap
(Step-by-step Switching)
4. Saklar penghubung dua langkah (Two motion selector)
3.2 Saran
Sebenarnya masih banyak
teknik-teknik lainnya dari prinsip penyambungan dan pemutusan hubungan pada
pusat saklar penghubung telepon ini. Namun di makalah ini, kami hanya menjelaskan
beberapa teknik yang umum dan banyak digunakan di Indonesia. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
kami ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Smale, P H. 1996.
“Sistem Telekomunikasi I”. Edisi kedua. Jkarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar